Entri Populer

Sabtu, 13 November 2010

praktikum kerja bangku

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktikum kerja bangku adalah praktikum teknik dasar yang harus dikuasai dalam mengerjakan produk kerja bangku pada dunia teknik produksi. Pekerjaan kerja bangku yaitu membuat kontruksi dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku kerja/ragum. Pekerjaan kerja bangku meliputi mengikir, mengebor, mengetap, menandai dan menggergaji.

Dalam praktikum kerja bangku ini mahasiswa di beri waktu 15 kali pertemuan dan 6 Js atau sekitar 5 jam dalam setiap pertemuan. Dengan watu tersebut Mahasiswa harus dapat menyelesaikan tugas praktikum berupa pengikiran, pengetapan, penandaan, dan penggergajian.

Persyaratan kualitas benda kerja terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi tingkat ketrampilan dasar penguasaaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang dibuat, tingkat kepresisian hasil karya. Praktikum ini dapat menerapkan K3 dalam bekerja serta dappat juga menerapkan dasar-dasar pengukuran menggunakan jangka sorong, micrometer sekrup, serta mistar baja.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana langkah-langkah mengikir, mengetap, menandai (stamping) dan menggergaji yang benar pada praktek kerja bangku ?

2. Apa yang menjadi penyebab atau kendala selama proses praktikum kerja bangku berlangsung ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah mengikir, mengetap, menandai dan menggergaji yang benar pada praktek kerja bangku.

2. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dan kendala yang terjadi selama proses praktikum kerja bangku.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Fungsi Praktikum Kerja Bangku

Mata kuliah Praktek Kerja Bangku pada program keahlian Teknik Mesin Industri adalah mata kuliah yang kompetensi dan sub kompetensinya memuat: ketrampilan dasar yang harus dimiliki secara tuntas oleh seluruh peserta didik. Untuk memperoleh hasil tamatan yang dapat terserap didunia kerja, laboratorium/bengkel dan peralatan adalah sarana yang harus dipenuhi serta tidak dapat ditawar lagi.

Kondisi peralatan, tata ruang dan penataan peralatan didalam tool room turut menentukan munculnya motivasi dalam belajar, sehingga akan menentukan pula tingkat keberhasilan peserta didik. Oleh karena itu kelengkapan peralatan kerja bangku adalah salah satu faktor yang erat hubungannya dengan motivasi belajar dan prestasi hasil belajar siswa pada mata kuliah praktek kerja bangku.

B. Kikir

Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa dan disesuaikan dengan ukuran panjang, bentuk, jenis dan gigi pemotongnya. Tangkainya dibiarkan lunak agar kuat. Badan kikir keras dan rapuh, maka hampir semua kikir harus disimpan secara terpisah dan dilindungi untuk mencegah patah. Kikir diklasifikasikan menurut jenis gigi, kekasaran gigi, penampang, dan panjang.

Derajat kekerasan kikir adalah kasar, setengah kasar dan sangat halus. Guratan tunggal dipergunakan untuk mengikir logam lunak. Guratan ganda dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum. Satu set guratan membuat sudut 45°, yang lain 70°, kedua-duanya terhadap sumbu memanjang kikir. Guratan parut digunakan untuk pekerjaan kasar pada bahan lunak, misalnya alumunium.

Gambar 2.1 Kikir

1. Macam-macam Kikir

a. Bastard

Adalah kikir kasar panjang badan 12”, dengan jumlah gigi 9 gigi/cm, cs = 25 , s= 0,01 , n= 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8.

b. Half Smooth

Adalah kikir setengah halus panjang badan 10”, dengan jumlah gigi 12 gigi/cm , cs = 25 , s = 0,005 , n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7.

c. Smooth

Adalah kikir halus, panjang badan 8” dengan jumlah gigi 20 gigi/cm cs = 25 s = 0,0025 , n = 40 dengan tingkat kehalusan N7 s/d N6.

d. Kikir bujur sangkar

Guratan ganda pada keempat muka. Dipergunakan untuk membuat jalur, menyiku celah dan pundak bujursangkar. Ukuran panjangnya guratan 100 mm hingga 500 mm.

e. Kikir segitiga

Guratan ganda pada ketiga muka. Digunakan untuk sudut-sudut yang canggung dan lebih kecil daripada 90°. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 300 mm.

f. Kikir bulat

Guratan tunggal atau ganda. Digunakan untuk permukaan yang lengkung, meluaskan lubang. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 500 mm. Kikir bulat kecil dikenal sebagai alat kikir buntut tikus.

g. Kikir setengah bulat

Guratan ganda satu permukaan berbentuk cembung. Dipergunakan untuk pekerjaan yang bersifat umum dan mengikir lengkungan bagian dalam. Ukuran panjangnya 100 mm hingga 450 mm.

h. Kikir tipis

Guratannya ganda. Badannya persegi empat panjang, tetapi jauh lebih tipis daripada kikir-kikir lainnya. Dipergunakan untuk mengikir alur yang sempit, misalnya untuk mengepas bubungan kunci pintu.

2. Cara Mengikir

Dalam proses pengikiran perlu memperhatikan:

· Tinggi ragum terhadap orang yang bekerja

· Pencekaman benda kerja

· Pemegangan kikir

· Posisi kaki dan badan

· Gerakan kikir

· Kebersihan kikir

Langkah pengikiran yang baik

1. Pemegangan

Cara pemegangan tangkai kikir pihak pabrik sudah memperhatikan anatomi tangan kita. Tangan kanan memegang tangkai dan tangan kiri memegang ujung kikir sebagai pengarah dan pengimbang tenaga dan dorongan.

2. Posisi kaki dan badan

Usahakan kaki kiri tegak lurus di bawah ragum membentuk sudut 300 dan kaki kanan membentuk sudut 750.

Jarak antara kaki kiri dan kanan sebanding dengan panjang kikir yang digunakan, sedangkan jarak antara siku dengan permukaan ragum lebih kurang 5 – 8 cm.

Posisi badan cenderung agak miring ke depan dan mata konsentrasi menghadap pada benda kerja.

Gambar 2.2 Posisi Kakai dan Cara Memegang Kikir

3. Langkah Pengikiran

a. panjang langkah : langkah optimal, posisi langkah dan langkah nominal

b. gesekan langkah : arah langkah, jarak gesekan

c. jumlah langkah : panjang batang kikir, aktifitas orang (normative) stabil/waktu kecepatan potong pada material (Cs)

4. Macam Pengikiran

Lurus : memanjang / standart, melintang

CCF : Cross cut filling ( 450 atau 650 ).

3. Perawatan Kikir

Alat-alat kerja bangku tidak boleh diletakkan secara bertumpuk satu dengan lainnya, agar awet penggunaan kikir dan sesuai dengan fungsinya. Kebersihan kikir perlu dijaga untuk efisiensi pengikiran, karena chips yang menempel dialur kikir dapat mempengaruhi pemakanan dan juga kehalusan benda kerja, sehingga setiap 20 – 40 kali (untuk bastard) pengikiran harus dibersihkan dengan file brush dan arah membersihkannya sesuai dengan arah alur kikir.

Gambar 2.3 Membersihkan Kikir

C. Ragum dan Vice Klem

Ragum adalah alat yang berfungsi sebagai tempat menahan, memegang dan menopang bahan yang akan dipotong, digerindra ataupun digergaji.

Vice klem adalah plet baja yang salah satu sisi diberi karton, fungsinya untuk melindungi benda kerja agar tidak tergores saat dicekam pada ragum.

Gambar 2.4 Ragum dan Vice Klem

D. Mistar Baja

Mistar Baja adalah alat bantu ukur yang digunakan untuk mengukur benda kerja. Mistar ini mempunyai berbagai macam ukuran.

Gambar 2.5 Mistar Baja

E. Penggores

Penggores adalah alat yang berfungsi untuk memberi garis atau goresan pada benda kerja.

Gambar 2.6 Penggores

F. Siku baja

Siku Baja adalah alat yang berfungsi untuk menguji kesikuan tepi dan melukis garis tegak lurus.

Gambar 2.7 Siku Baja

G. Meja datar

Meja datar ini digunakan untuk menguji kerataan permukaan dan untuk melukis balok gores dan plat siku.

Gambar 2.8 Meja datar

H. Bor

Adalah alat untuk membuat lubang, pada ujungnya terdapat sisi potong bersudut dan sepanjang badannya mempunyai sisi alur.

Gambar 2.9 Twist Drill

I. Tap

Tap digunakan untuk membuat ulir dalam secara manual. Berbentuk batang berulir luar yang mempunyai sisi alur 3 atau 4. Satu set tap berisi 3 buah, yaitu nomer 1 untuk awal pembuatan ulir, nomer 2 untuk perluasan ulir dan nomer 3 untuk finishing. Dilengkapi dengan tangkai tap yang panjang lengan pemutar disesuaikan besar kecilnya diameter tap.

Untuk menentukan lubang bor yang akan ditap, maka kita harus tahu berapa diameter mata bor (twist drill) yang akan digunakan.

Gambar 2.10Tap dan Tangkai Tap

J. Stempel (Stam) Huruf dan Angka

Alat ini dibuat dari bahan baja perkakas yang dikeraskan, digunakan untuk memberi tanda berupa huruf dan angka maupun symbol pada logam atau bahan yang tidak dikeraskan.

Gambar 2.11 Stempel Huruf dan Angka

Tipe Cap

Cap Nomor

Cap Huruf

Cap tanda

Gambar 2.12 Ti pe Cap (Stamp)

Cap huruf dan nomor dapat diperoleh dalam set yang berbeda- beda ukuran yang terdiri dari:

0,5; 0,75; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 4,0; 5,0 mm; dst.

K. Penitik atau Penanda

Penitik atau Penanda adalah alat bantu kerja bangku yang digunakan untuk memberi tanda pada benda kerja sebelum dilakukan pengeboran.

Gambar 2.13 Penitik

Gambar 2.14 Penggunaan penitik pusat

L. Tap

Tap adalah alat untuk membuat ulir dalam dengan tangan, tap tangan terdiri dari 3 buah dalam 1 set.

Gambar 2.15 Satu Set Tap

Tap no.1 (Tap Konis), tap urutan pertama pada penggunaannya, dengan bentuk tirus di ujungnya untuk mempermudah pemotongan. Bentuk ulir yang dihasilkan dari tap pertama 25% dari bentuk ulir yang sesungguhnya. Tap no.2 (Tap Antara), dipakai setelah no.1. Bentuk tirus pada ujungnya lebih pendek dari pada no.1. Tap no.3 (Tap Rata), adalah tap yang terakhir dan yang membentuk profil ulir yang penuh. Bagian tirus pada ujungnya sangat pendek sehingga dapat mencapai dasar untuk lubang yang tak tembus.

Sedangkan sebagai alat pemegang dan pemutar pada waktu pelaksanaan mengulir, dipergunakan tangkai tap (batang pemutar)

Gambar 2.16 Tangkai Tap

M. Mesin Bor

Mesin bor adalah alat untuk melubangi benda kerja dengan tenaga mesin. Mesin bor yang digunakan pada kerja bangku ada dua jenis yaitu mesin bor bangku (Gambar 21) untuk pekerjaan-pekerjaan yang kecil sampai sedang dan mesin bor tiang (Gambar 81) untuk pekerjaan yang lebih besar.

Gambar 2.17 Mesin bor bangku

Gambar 2.18 Mesin bor tiang

1. Mata Bor (Twist Drill)

Mata bor adalah suatu alat pembuat lubang atau alur. Mata bor diklasifikasikan menurut ukuran, satuan ukuran, simbol-simbol ukuran, bahan dan penggunaannya. Menurut satuan ukuran, bor dinyatakan dalam mm dan inchi dengan kenaikan bertambah 0,5 mm, misalnya Æ5; Æ5,5; Æ6; Æ6,5; Æ7 atau dalam inchi dengan pecahan, misalnya Æ1/16”; Æ3/32”; Æ1/8”; Æ5/32”; Æ3/16” dan seterusnya, atau bertanda dengan huruf A ÷ Z.

Keterangan:

1. tepi/mata potong

2. kepala

3. bibir pengait

4. titik mati

5. tepi/kelonggaran

6. garis tengah

7. bagian sudut potong

8. sudut potong

9. saluran tatal

10. badan

11. mata/puncak

12. sudut bibir ruang antara

Gambar 2.19 Bagian-bagian mata bor

N. Gergaji

Gergaji digunakan untuk memotong benda kerja yang selanjutnya untuk dikerjakan kembali. Bingkai/Sengkang terbuat dari pipa baja yang kuat dan kaku, Sengkang yang dapat diatur digunakan untuk bermacam-macam panjang dari daun gergaji.

Daun gergaji terdiri dari dua macam letak gigi pemotong yaitu gigi pemotong satu sisi (single cut) dan dua sisi (double cut). Sedangkan bentuk gigi gergaji ada yang silang dan ada yang lurus

Gambar 2.20 Bentuk Gigi Gergaji

Tabel 1 Ukuran Mata (Gigi) Gergaji

No.

Jumlah Gigi/

Inci

Kegunaan

1.

14 - 18

Untuk bahan pejal st.37, tembaga, kuningan,

besi tuang.

2.

22 - 24

Untuk bahan dengan bentuk tebal dan baja

karbon tinggi.

3.

28 - 32

Untuk bahan dengan bentuk tipis, pelat,

kawat, pipa yang tipis

O. Vernier Caliper

Vernier caliper atau jangka sorong adalah alat ukur presisi, sehingga ia dapat digunakan untuk mengukur benda kerja yang secara presisi atau benda kerja dengan tingkat kepresisian 1/100 mm. ketelitian dari alat ukur ini biasanya 5/100 mm.

Vernier caliper dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda kerja, kedalaman lobang, diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu celah dan panjang dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari vernier caliper tersebut mencukupi.

Gambar 2.21 Vernier Caliper

P. Palu

Palu dipergunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan memahat, mengeling, membengkok, dan sebagainya. Menurut bentuknya palu dibedakan dalam beberapa jenis yaitu palu pen (Gambar 2.22a) mukanya bulat dan bentuk kepalanya lancip, palu konde (Gambar 2.22b) bentuk muka bulat dan puncaknya seperti bola, palu pen muka segi empat dan puncaknya lancip (Gambar 2.22c) serta palu tembaga (Gambar 2.22d).

c a

d b

Gambar 2.22 Palu


BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Praktek Tugas I : Pengikiran

1. Gambar Kerja

· Sebelum Pengikiran.


45

137 25

Gambar 3.1 Sebelum Proses Pengikiran

· Setelah Pengikiran

43

132 23

Gambar 3.2 Setelah Proses Pengikiran

2. Peralatan Kerja

· Kikir Kasar (Bastard)

· Kikir Setengah Halus(Half Smooth)

· Ragum

· Vice klem

· Siku Baja

· Meja Datar

· Jangka Sorong

3. Prosedur Pengerjaan

· Mempersiapkan benda kerja yang berupa balok besi.

· Ukuran yang diinginkan adalah:

Ø Panjang : 132 mm

Ø Lebar : 43 mm

Ø Tinggi : 22 mm

· Menentukan permukaan yang akan dikerjakan pertama dan digunakan sebagai acuan.

· Menjepit benda kerja pada ragum yang telah diberi vice klem.

· Mengukur benda kerja sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

· Pengikiran pada salah satu sisi benda kerja dengan kikir kasar sampai rata dengan ukuran yang diinginkan. Pekerjaan ini diulang sampai semua permukaan benda kerja rata, siku-siku dan mendapat ukuran yang diinginkan,

· Kemudian melakukan finishing pada semua permukaan benda kerja dengan menggunakan kikir setengah halus. Pengerjaan ini dilakukan agar benda kerja halus dan lebih presisi.

· Target ukuran tidak bisa terpenuhi karena kesalahan dalam proses megikir dan alat (kikir) yang sudah rusak, sehingga ukuran yang dapat di capai adalah:

Ø Panjang : 132 mm

Ø Lebar : 43 mm

Ø Tinggi : 23 mm

4. Target Waktu yang Direncanakan

Target waktu yang direncanakan untuk pengikiran adalah 10 hari atau 50 jam, karena kondisi kikir yang tumpul sehingga proses pengikiran menjadi agak lama.

5. Hasil Pengerjaan

Tabel 2. Hasil Pengerjaan

No

Pertemuan ke-

Sebelum pengikiran

Sesudah Pengikiran

p

l

t

p

l

t

1

I

137,4

25,2

45

137,4

24,7

45

2

II

137,4

24,7

45

137,4

24,7

44,4

3

III

137,4

24,7

44,4

137,4

24,6

43,9

4

IV

137,4

24,6

43,9

137,4

24,5

43,9

5

V

137,4

24,5

43,9

136,2

24,5

43,9

6

VI

136,2

24,5

43,9

136,2

24,2

43,6

7

VII

136,2

24,2

43,6

136,1

24

43,6

8

VIII

136,1

24

43,6

133,9

23,9

43,6

9

IX

133,9

23,9

43,6

133,9

23,5

43,4

10

X

133,9

23,5

43,4

133,4

23,4

43,4

11

XI

133,4

24,4

43,4

132,4

23,4

42,9

12

XII

132,4

23,4

42,9

132,4

23,4

42,9

6. Evaluasi Hasil Pengerjaan

Hasil pekerjaan pengikiran cukup terpenuhi dengan menggunakan toleransi ukuran yang telah ditentukan, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

· Panjang : 132 mm

· Lebar : 43 mm

· Tinggi : 23 mm

B. Praktek Tugas II : Pengetapan

1. Gambar Kerja

M10

15,5

11 11 50

132 22

Gambar 3.3 Setelah Proses Pengetapan.

2. Peralatan Kerja

· Tapper

· Tangkai tap

· Minyak pelumas

· Ragum

3. Prosedur Pengerjaan

Sebelum mengatap didahului dengan proses pembuatan lubang dengan cara mengebor. Pengeboran dilakukan dua kali, pertama menggunakan mata bor 4 dengan kedalaman 50, pengeboran yang kedua menggunakan mata bor 8.5 dengan kedalaman 50.

Proses tap dimulai dengan menjepit benda kerja pada ragum yang telah diberi vice klem, proses tap dilakukan tiga tahap, pertama menggunakan tap satu, tap dua, dan yang terakhir tap tiga, selama proses tap, tap di beri minyak pelumas supaya lancer dan tap tidak patah.

Gambar 3.4 Cara Pengetapan

Hasil dari pengetapan diperoleh benda kerja yang berlubang dengan kedalaman 50 mm dan ulir dalam M10 (matris 10). Pengetapan di kerjakan cukup lama karena keterbatasan alat, alat yang digunakan hanya dua set tap dan dua tangkai tap sehingga harus bergantian dengan mahasiswa yang lain.

4. Target Waktu yang Direncanakan

Target waktu yang direncanakan 2 hari atau 10 jam setelah selesai proses pengikiran.

5. Evaluasi Hasil Pengerjaan

Proses pengetapan mengalami kendala karena keterbatasan alat sehingga mahasiswa harus bergantian untuk melakukan proses pengetapan.

C. Praktek Tugas III : Penandaan

1. Gambar Kerja

43

22

M10

15,5

50

11 11 132 22

22

2

5

132

Gambar 3.5 Setelah Proses Penandaan.

2. Peralatan Kerja

· Penggores

· Mistar Baja

· Stempel huruf dan angka

· Palu besar

3. Prosedur Pengerjaan

· Menentukan sisi yang akan distempel (salah satu sisi yang terlebar),

· Sebalah kiri dan bawah (sisi yang akan disetempel) diberi garis tepi dan dilanjutkan dengan pembagian menjadi lima baris dan 26 kolom (pembagian dikerjakan dengan penggores dan mistar baja).

· Stamping dilakukan dengan memukul stempel (angka atau huruf) yang telah ditempelkan pada benda kerja dengan palu besar.

· Proses stamping selesai, diperoleh benda kerja yang bertanda huruf ataupun angka.

· Agar hasil stamping terlihat rapi sebaiknya sebelum pengerjaan mahasiswa buat mal (sisi benda kerja yang akan di tandai) dengan kertas.

4. Target Waktu yang Direncanakan

Target waktu yang direncanakan adalah 1 hari atau 5 jam.

5. Evaluasi Hasil Pengerjaan

Agar hasil stemping terlihat rapi , sebaiknya mahasiswa membuat mal dari kertas dan ditempel di benda kerja dengan menggunakan lem supaya tidak mudah lepas ketika dipukul.

D. Praktek Tugas IV : Penggergajian

1. Gambar Kerja

· Sebelum Penggergajian

35

64 6

Gambar 3.6 Sebelum Proses Penggergajian.

· Sesudah Penggergajian

7,5

5

22

32

28

60 6

Gambar 3.7 Setelah Proses Penggergajian.

2. Peralatan Kerja

· Gergaji

· Ragum

· Jangka sorong

3. Prosedur Pengerjaan

· Benda kerja dikikir terlebih dahulu sesuai dengan ukuran yang ditentukan,

· Tandai benda kerja yang akan digergaji,

· Letakan benda kerja di ragum dengan dijepit kemudian digergaji secara teratur.

4. Target Waktu yang Direncanakan

Target waktu yang direncanakan adalah 2 hari atau 10 jam.

5. Evaluasi Hasil Pengerjaan

Sebaiknya benda kerja sebelum digergaji harus ditandai terlebih dahulu agar hasil pengerjaan rapi dan lurus.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengikiran dikerjakan setelah benda kerja dicekam pada ragum, Pengikiran dilakukan dengan menggunakan dua jenis kikir (bastard dan half smooth).

2. Pengetapan dikerjakan setelah proses pembuatan lubang dengan mesin bor (menggunakan mata bor 8,5), pengetapan dilakukan dengan tiga tahap (tahap pertama menggunakan tap no satu, tahap kedua menggunakan tap no dua dan tahap no tiga menggunakan tap no tiga, ukuran tap yang digunakan adalah M10).

3. Penandaan (stamping) dikerjakan setelah proses pembagian benda kerja (sisi yang akan ditandai) menjadi lima baris dan 26 kolom

4. Target ukuran tidak bisa terpenuhi karena terdapat kesalahan pada saat mengikir dan sebagian besar alat (kikir) tidak layak pakai sehingga ukuran yang dapat di capai adalah:

· Panjang : 132 mm

· Lebar : 43 mm

· Tinggi : 23 mm

5. Penggergajian adalah salah satu job yang ada di praktikum kerja bangku yang diawali dengan proses mengikir benda kerja dan dilanjutkan dengan menggergaji benda kerja sesuai dengan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan.

6. Kendala-kendala yang dijumpai pada Praktikum Kerja Bangku adalah sebagai berikut: (1) Pengikiran : Banyak kikir yang sudah tumpul dan kurang mengetahui cara mengikir yang benar, (2) Pengetapan : Ketersediaan alat yang kurang mencukupi, sehingga mahasiswa harus bergantian dengan mahasiswa yang lain, (3) Penandaan : Agar mendapatkan hasil penandaan yang baik, mahasiswa harus membuat mal dari kertas dan ditempel dibenda kerja dengan menggunakan lem dan (4) Penggergajian : Banyaknya waktu yang digunakan pada proses pengikiran, sehingga proses penggergajian tidak berjalan maksimal dan benda kerja yang tidak ditandai dahulu sebelum digergaji menyebabkan hasil kerja kurang rapi.

B. Saran

1. Sebelum praktikum dimulai petugas sudah menyiapkan benda kerja, dan melakukan pengecekan alat kerja, sehingga ketika pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar, tidak terganggu karena alat yang tidak layak pakai dan rusak.

2. Sebaiknya alat-alat yang dipakai dalam Praktikum Kerja Bangku yang sudah tidak layak pakai harus segera diganti.

DAFTAR RUJUKAN

Tatank. tanpa tahun.Menggunakan Mesin Perkakas, (Online), (http://www.scribd.com/tag/menggunakan-perkakas-tangan, diakses 20 0ktober 2010).

Yuri. tanpa tahun. Kerja Kikir dan Penggoresan, (Online),

(http://www.scribd.com/tag/kerja-bangku, diakses 20 Oktober 2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar