Entri Populer

Minggu, 07 Maret 2010

manfaat minyak nilam

PEMANFAATAN DAN BUDIDAYA TANAMAN NILAM SEBAGAI MINYAK ATSIRI

Arip Wibowo

1. PENDAHULUAN
Saat ini banyak upaya untuk mengolah limbah atau barang-barang bekas seperti jerami, minyak jelantah, sampah organik, dan lain-lain menjadi barang yang berguna bahkan bernilai ekonomis. Selain itu, sekarang juga banyak dilakukan penelitian untuk memanfaatkan tumbuhan hijau menjadi produk yang bermanfaat. Tanaman nilam merupakan salah satu tumbuhan yang dapat menghasilkan minyak atsiri yang sangat bermanfaat bagi manusia.
Banyak tanaman nilam yang dapat tumbuh di wilayah Indonesia. Namun sebagian masyarakat kurang mengetahui tanaman tersebut. Tanaman nilam ini awalnya berasal dari Filipina yang mempunyai nama Pogostemon patcchouli, atau Pogostemon cablin Benth alias Pogostemon menthe. Tanaman nilam ini juga banyak ditemui di Indonesia, India, Amerika Selatan,dan Cina. Di Indonesia sendiri terdapat sentra produksi nilam yaitu di Nanggro Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Jawa Timur, dan Jawa Barat (Anonim, 2009).
Kendala lain yang dihadapai adalah minimnya pemahaman tentang cara membudidayakan nilam yang benar agar nilam dapat tumbuh subur. Tanaman nilam ini membutuhkan cara-cara khusus dalam penanamannya. Untuk menanam nilam ini harus mengetahui tempat yang cocok atau sesuai dengan tanaman nilam ini. Selain itu, nilam harus dipelihara dan dibersihkan dari hama atau penyakit.
Setiap bagian dari tanaman ini mengandung minyak atsiri sehingga tak ada bagian yang dibuang sia-sia. Limbah hasil penyulingan tanaman nilam ini juga dapat diolah menjadi pestisida alami yang dapat digunakan untuk memberantas hama yang menyerang tanaman nilam tersebut sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
Usaha memanfaatkan tanaman nilam untuk diolah menjadi minyak nilam masih mempunyai kendala terutama didalam pengolahanya dan pemasaran hasil penyulingan minyak nilam. Hal ini disebabkan kurangnya informasi dan pengembangan teknologi yang memadai dalam hal metode pengolahan dan juga disebabkan oleh harga penjualan minyak nilam yang tidak menentu. Selain itu produktivitas dan rendahnya mutu minyak yang disebabkan oleh teknologi budidaya yang masih sederhana, berkembangnya berbagai penyakit, serta teknik panen dan pasca panen yang belum tepat juga menjadi kendala pengolahan nilam.
Tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri tidak hanya tanaman nilam. Banyak tanaman lain juga menghasilkan minyak atsiri seperti kunyit, daun selasih ungu, kulit jeruk dan lain-lain. Minyak atsiri yang dihasilkan oleh masing-masing tanman tersebut juga mempunyai manfaat yang berbeda-beda, Namun keunggulan tanaman nilam adalah setiap bagian dari tanaman ini dapat menghasilkan minyak atsiri walaupun kadarnya berbeda.

2.CIRI-CIRI DAN CARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN NILAM
Tanaman nilam merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak tumbuh di Asia Tenggara. Salah satunya adalah Indonesia. Nilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting, baik sebagai sumber devisa negara dan sumber pendapatan petani. Dalam pengelolaan nilam melibatkan banyak petani untuk menanamannya serta menyerap ribuan tenaga kerja. Namun, sebagian masyarakat kurang mengetahui bentuk dan cirri-ciri tanaman nilam ini. Tanaman nilam ini merupakan sejanis semak yang mempunyai bentuk daun bulat dan lonjong, batangnya berkayu serta mempunyai percabangan yang banyak.
Abumie (2007) member kesimpulan sebagai berikut.
Tanaman ini berasal dari Filipina dengan nama Pogostemon patcchouli, atau Pogostemon cablin Benth alias Pogostemon menta. Nilam merupakan tumbuhan semak yang mempunyai tinggi sekitar 0,5–1 m, percabangannya banyak dan bertingkat mengitari batang, serta mempunyai bulu pada batangnya. Batangnya berkayu persegi empat dengan diameter 10-20 cm berwarna keungu-unguan. Sedangkan daunnya berwarna hijau tersusun dalam pasangan berlawanan. Mempunyai bentuk bulat lonjong dengan panjang 10 cm dan lebar 8 cm, ujungnya agak meruncing dan tangkai daunnya berwarna hijau kemerahan.
Tanaman nilam ini merupakan tanaman yang tidak dapat tumbuh di semua tempat serta membutuhkan perawatan agar dapat tumbuh subur. Oleh karena itu, masyarakat harus mengetahui cara pembudidayaan tanaman nilam ini agar memperoleh hasil yang maksimal. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menanam nilam antara lain sebagai berikut.
a.Mengetahui Tempat yang Sesuai dengan Tanaman Nilam.
Tanaman nilam merupakan tanaman yang tidak dapat tumbuh di sembarang tempat. Agar memperoleh produksi yang tinggi, maka dalam menanam nilam harus mengetahui tempat yang sesuai dengan tanaman nilam. Tanaman nilam ini dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi. Selain itu tanaman ini juga membutuhkan penyinaran matahari yang cukup serta tanah yang subur.
Nunu (2009) menjelaskan sebagai berikut.
Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun pada dataran tinggi yang mempunyai ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut, dan berproduksi tinggi pada ketinggian tempat 10–400 meter di atas permukaan laut. Agar pertumbuhan optimal, tanaman nilam memerlukan intensitas penyinaran matahari yang cukup. Tanah yang subur dan gembur serta kaya akan humus sangat diperlukan oleh tanaman nilam. Pada tanah yang kandungan airnya tinggi, perlu dilakukan sistem drainase yang baik.
b.Cara Penanaman Nilam dan Jarak Tanam Antarpohon.
Untuk menanam nilam ini ada dua cara penanaman yaitu penanaman langsung dan tak langsung. Penanaman langsung ialah menanam stek nilam langsung di areal pertanaman. Cara ini hanya sesuai untuk penanaman nilam di lahan sempit. Sedang untuk areal yang luas sebaiknya menggunakan cara penanaman tidak langsung karena dengan cara ini kemungkinan bibit hidup lebih besar sehingga jumlah bibit yang diperlukan tidak terlalu banyak.
Nunu (2009) memberi kesimpulan sebagai berikut.
Penanaman secara tidak langsung yaitu bibit stek setelah dicabut dari persemaian dan dipastikan telah berakar. Bila akarnya terlalu panjang sebaiknya dipotong, sebab dalam penanaman nanti akar panjang ini akan berlipat-lipat dan lipatan-lipatan akar ini dalam tanah bisa terserang penyakit busuk akar. Setiap lubang ditanami satu sampai dua bibit stek. Penanaman secara langsung yaitu untuk setiap lubang tanam diperlukan dua sampai tiga stek. Stek sebanyak ini dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan ada stek yang mati. Kebutuhan stek yang banyak inilah, maka cara ini tidak disarankan untuk perkebunan.
Untuk menanam nilam harus ada jarak antara pohon yang satu dengan yang lainnya. Jarak menanam nilam sendiri bervariasi sesuai dengan tingkat kesuburan tanah. Untuk dataran rendah yang tanahnya subur, jarak tanamnya 100x100 cm. Untuk tanah yang kandungan liatnya tinggi, jarak tanamnya sekitar 50x100 cm sedangkan untuk tanah berbukit, jarak tanamnya sekitar 50x100 cm atau 30x100 cm (Nunu,2009).

c.Pemeliharaan Tanaman Nilam.
Pemeliharaan ini meliputi pemupukan, penyulaman, penyiangan, dan pemangkasan. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka harus ada pemupukan. Pemupukan ini dapat menggunakan pupuk organik maupun anorganik. Cara pemupukan biasanya dengan dibenamkan pada sekitar pangkal tanaman nilam. Selanjutnya adalah melakukan penyulaman yaitu mengganti tanaman yang mati dangan tanaman yang baru. Untuk mendapatkan tanaman yang subur, maka harus dilakukan penyiangan atau penyiraman pada tanaman nilam tersebut. Setelah itu dilakukan pemangkasan dengan tujuan agar sinar matahari dapat menyinari seluruh bagian tanaman, sehingga proses fotosintesa dapat berlangsung dengan sempurna.

d.Penanggulangan Hama dan Penyakit.
Dalam usaha meningkatkan produksi, maka perlindungan terhadap serangan hama dan penyakit mempunyai peranan yang sangat penting dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari usaha tani. Untuk menanggulangi hama ini dapat dilakukan dengan pemberian jarak pada saat menanam, mencabuti rerumputan atau tanaman pengganggu lainya, dan memberikan pestisida untuk membasmi hama tanaman.

3.MENGOLAH TANAMAN NILAM MENJADI MINYAK ATSIRI ATAU MINYAK TERBANG.
Penyulingan minyak nilam dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu cara direbus, penyulingan dikukus, dan penyulingan dengan uap.
a. Penyulingan dengan Cara Direbus
Penyulingan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut. Daun nilam kering dimasukkan dalam ketel berisi air dan dipanasi. Ketel dibuat dari bahan antikarat, seperti stainless steel, besi,. atau tembaga berlapis aluminium. Dari ketel akan keluar uap, kemudian dialirkan lewat pipa yang terhubung dengan kondensor (pendingin). Uap berubah menjadi air. Air yang sesungguhnya merupakan campuran air dan minyak itu akan menetes di ujung pipa dan ditampung dalam wadah. Selanjutkan, dilakukan proses pemisahaan sehingga diperoleh minyak nilam murni.
b.Penyulingan dengan Cara Dikukus
Penyulingan dengan cara ini mirip dengan cara pertama, hanya saja antara daun nilam dan air dibatasi saringan berlubang. Daun nilam diletakkan di atas saringan, sementara air berada di bawahnya.
c.Penyulingan dengan Uap.
Penyulingan dengan cara ini menjamin kesempurnaan produksi minyak atsiri. Pada sistem ini bahan tidak kontak langsung dengan air maupun api. Prinsipnya, uap bertekanan tinggi dialirkan dari ketel perebus air ke ketel berisi daun nilam (ada dua ketel). Uap air yang keluar dialirkan lewat pipa menuju kondensor hingga mengalami proses kondensasi. Cairan (campuran air dan minyak) yang menetes ditampung, selanjutnya dipisahkan untuk mendapatkan minyak nilam.
Dymas Tunggul Panuju (2009) menyimpulkan sebagai berkut. Penyulingan nilam dapat dilakukan dengan tahap-tahap berikut ini ;
• ketel atau tabung destilat diisi dg air tidak sampai penuh untuk mempermudah penguapan,
• setelah mengalami perajangan, daun nilam kering masuk dalam ketel penyulingan,
• kedua ketel ditutup rapat,
• kemudian api di bawah tungku dinyalakan, api harus disesuaikan agar tingkat penguapan bisa maksimal dengan suhu 100 oc. Dalam hal ini bahan bakar yang paling bagus adalah kayu.
• Terjadi penguapan air di ketel, kemudian uap air disalurkan ke ketel penyulingan.Terjadilah penguapan minyak nilam,
• uap minyak tersebut masih tercampur dengan uap air,
• kemudian campuran uap tersebut dialirkan ke alat pendingin atau pipa destilat yang dilewatkan kolam air sehingga terjadi proses pengembunan,
• lalu dilakukan pemisahan minyak nilam dan air didasarkan pada prinsip berat jenis,
• selanjutnya minyak nilam yang telah dipisahkan dialirkan ke alat pengumpul minyak,
• dengan lama penyulingan sekitar 4-5 jam.
Dalam proses penyulingan nilam akan diperoleh minyak atsiri yang berbeda-beda. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya hal tersebut adalah kualitas daun nilam itu sendiri yang dipengaruhi oleh jenis nilam, lahan yang digunakan, waktu saat memanen, pengeringan, dan penyimpanan. Kemudian cara penyulingan yang meliputi penyulingan uap langsung, dan tinggi rendahnya tekanan yang digunakan. Kualitas minyak nilam juga dipengaruhi oleh penyimpanan minyak yaitu apabila minyak nilam disimpan dalam proses penyulingan dengan waktu yang lama maka baunya lebih aromatik.
4. MINYAK ATSIRI DARI TANAMAN NILAM DIBANDINGKAN DARI TANAMAN LAIN.
Pada hakikatnya setiap tanaman yang mengandung minyak atsiri mempunyai manfaat masing-masing. Seperti minyak atsiri dari kunyit atau disebut kunir (bahasa jawa) itu dapat dimanfaatkan sebagai obat. Tanaman nilam ini dapat berfungsi untuk mengobati hepatitis, dan gangguan pencernaan. Selain itu kunyit dapat digunakan untuk anti mikroba, anti kolesterol, anti tumor, menghambat perkembangan sel tumor payudara, menghambat tumbuhnya sel tumor pada usus besar, anti rematik, dan lain-lain (Anonim, 2009 ).
Tanaman selasih ungu juga dapat menghasilkan minyak atsiri yang mempunyai banyak manfaat yaitu sebagai parfum untuk badan, kosmetik, pengharum ruangan, pengharum sabun, pasta gigi, dan pemberi cita rasa makanan.
Tugiyanti (2008,) menyimpulkan sebagai berikut.
Tanaman selasih ungu mempunyai banyak manfaat, antara lain, yang pertama sebagai obat yaitu untuk menyehatkan jantung, menambah nafsu makan, mengobati batuk, membantu pencernaan, menurunkan panas, mengurangi sesak napas, mengobati diare dan lain-lain. Kedua sebagai penghasil peptisida alami, ketiga sebagai fungisida bakterisida dan nematisida, keempat sebagai penghasil minyak atsiri, kelima sebagai sayuran dan minuman penyegar
Selain kunyit dan daun selasih, kulit jeruk juga dapat menghasilkan minyak atsiri. Namun tidak semua jenis jeruk mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri dari kulit jeruk dapat digunakan sebagai pengharum ruangan, bahan parfum, dan mengubah citra rasa makanan menjadi lebih menarik. Selain itu, minyak atsiri kulit jeruk juga memiliki manfaat kesehatan yang digunakan sebagai aroma terapi karena aroma jeruk dapat menstabilkan sistem saraf dan menimbulkan perasaan senang dan tenang (Anonim, tanpa tahun ).
Minyak atsiri dari tanaman nilam ini mempunyaj manfaat yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tanaman ini juga ramah lingkungan karena setiap bagian dari tanaman nilam ini dapat dimanfaatkan bahkan limbah air sisa penyulingan dapat diolah menjadi pestisida alami untuk memberantas hama yang menyerang tanaman nilam tersebut.
Manfaat dari daun nilam sebelum diolah menjadi minyak adalah sebagai berikut.
• Pelembab kulit yaitu dengan cara daun nilam yang segar di gosokan ke seluruh tubuh.
• Untuk menghilangkan bau badan dan gatal-gatal.
• Digunakan sebagai penambah aroma masakan.
• Digunakan sebagai pengharum pakaian dan permadani.
• Daun nilam ditumbuk halus sebagai obat anti infeksi.
Di India misalnya, daun nilam kering digunakan sebagai pengharum pakaian dan permadani. Malahan kabarnya, air rebusan atau jus daun nilam dapat diminum sebagai obat batuk, asma, dan remasan akarnya untuk obat rematik dengan dioleskan pada bagian yang sakit. Serta remasan daunnya juga manjur untuk obat bisul dan pening kepala (Abumie, 2007).
Manfaat minyak atsiri dari daun nilam, antara lain.
• Sebagai bahan baku dalam industri parfum dan kosmetika.
• Sebagai obat-obatan seperti anti septik, anti jamur, anti jerawat, obat dan kulit pecah-pecah, serta ketombe.


5.PENUTUP
Tanaman nilam merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Tanaman ini dapat diolah menjadi minyak atsiri atau minyak terbang. Ciri yang paling mendasar adalah mempunyai daun bulat lonjong, percabanganya banyak dan bertingkat mengitari batang serta batangnya berkayu berbentuk segi empat. Untuk membudidayakan tanaman ini harus mengetahui lokasi atau tempat yang cocok, cara penanaman yang baik, cara pemeliharaan tanaman yang meliputi pemupukam, penyulaman dan lain-lain, serta cara penanggulangan dari hama tanaman.
Pengolahan tanaman nilam menjadi minyak atsiri itu melalui proses penyulingan yang terdiri dari tiga cara yaitu dengan cara direbus, dikukus, dan penyulingan dengan uap.Untuk memperoleh minyak atsiri dengan kualitas yang bagus maka pengolahanya harus melalui penyulingan dengan uap. Dari pengolahan tersebut maka diperoleh minyak atsiri yang bermanfaat bagi manusia. Manfaat minyak atsiri antara lain menjadi bahan baku dalam industry parfum, sebagai obat, dan lain-lain. Salah satu keunggulan dari nilam ini yaitu setiap bagiannya dapat dimanfaatkan dan limbah hasil penyulingan dapat diolah menjadi pestisida alami.

1 komentar:

  1. Terima kasih banyak atas infonya gan.
    Lumayan nambah elmu.

    Parfum Original :
    Manfaat Parfum bagi badan.

    BalasHapus